Sunday, October 09, 2005
posted by Unknown at 11:52 AM


"Maaf, Aku benar-benar tidak ingat…"

Kata-katanya mengoyakku, menembus setiap senti tubuhku dan menyayat-nyayat hatiku. Baru seminggu lalu, kami melihat matahari terbenam dan saling berpelukan. Ia menghiburku saat Aku bertanya mengapa Aku dan sahabatku kini tak saling cocok lagi. Tapi malam ini, pikirannya ada di tempat lain, Ia tidak ingat malam istimewa itu. Mengapa Ia merasa sangat jauh? Apakah Ia tenggelam dalam rasa sakit yang telah begitu lama menghantuinya?
Pada malam hari Ia kadang menangis sampai tertidur, mengingat kata-kata keras ibunya. Ibunya berkata bahwa Ia bodoh, bahwa Ia takkan bisa masuk perguruan tinggi, takkan berhasil dalam hidup. Ibunya memanggilnya pecundang, anak yang mengecewakannya. Bakat seninya sangat jelas, tapi kritik ibunya membuat Ia percaya dirinya tak berbakat, padahal sebenarnya ia memenangkan banyak penghargaan atas karya-karyanya. Yang membuatnya bertahan hidup, katanya kepadaku adalah cinta kami. Setelah kami berteman bertahun-tahun dan kini berkencan, Ia membutuhkanku.
Ia mengandalkanku.
Dalam salah satu suratnya yang kuterima, Ia berkata "Kau seperti keluargaku. Hanya kau. Kita bisa menjadi sebuah keluarga. Apakah kau membutuhkan orang lain? Aku tidak. Tetaplah mencintaiku" tulisnya. Untuk beberapa saat, Aku mempercayainya. Aku berjanji takkan pernah melukainya, takkan pernah meninggalkannya, takkan pernah berhenti mencintainya. Aku akan menjadi keluarganya, orang yang dibutuhkannya pada saat-saat baik dan buruk, orang yang memeluknya ketika ia sakit, dan menyorakinya di jalur perlombaan. Kupikir…. Kalau Aku memeluknya cukup erat, rasa sakitnya akan hilang.
Tapi hubungan kami seperti roller coaster. Kadang Ia adalah seseorang yang paling bahagia yang kukenal – Ia tertawa, bercanda, tersenyum. Aku tahu kalau dia bahagia dari matanya. Sebening kristal dan biru, matanya tak berisi kebohongan. Jika Ia sedang bahagia, matanya berkilauan. Tapi jika sedang sedih, matanya kelihatan suram. Pada hari-hari sedih itu, Ia tidak bercanda, kalau Aku mencoba menghiburnya dengan berbagai macam cara Ia menolak. Ketika sedang sakit hati, yang Ia tahu hanyalah melampiaskan sakit hatinya kepada mereka yang tak layak mendapatkannya. Ia mengucapkan hal-hal yang diketahuinya kejam, dan minta maaf keesokan harinya. Lingkaran itu takkan pernah berakhir – kekejamannya, permintaan maafnya. Tapi Aku tahu mengapa. Meski mencintainya, Aku tak bisa menghapus rasa sakitnya. Hal itu berakar dari peristiwa-peristiwa yang terjadi jauh sebelum Aku mengenalnya. Tak lama kemudian Aku sadar cintaku tidak bisa mengimbangi luka batinnya. Meski menyakitkan, Aku sadar Aku tak bisa menolongnya, Aku harus melepaskannya.
Pada malam ketika Aku memberitahunya bahwa hal itu tak bisa berlanjut, air mataku terasa lebih menyengat dari pada sebelumnya. Ia sekarang akan harus menghadapi ketakutannya yang terburuk. Ia berpikir Aku telah menipunya, bahwa Aku telah berbohong kepadanya ketika Aku memutuskannya. Tapi Aku tidak berbohong kepada siapapun kecuali pada diriku sendiri, karena tadinya Aku yakin yang ia butuhkan hanyalah cintaku. Sekarang cintaku hanya menimbulkan rasa sakit. Kemarin Aku melihatnya untuk pertama kali setelah satu tahun berlalu. Matanya berkilauan, dan dari dalamnya memancar sinar. Kegelapannya mulai menyingkir, karena Ia mengizinkan orang lain memasuki hidupnya, orang yang jauh lebih banyak menolongnya daripada yang pernah bisa kulakukan. Sekarang, Ia melihat bakat istimewa yang dimilikinya, dan meskipun kenangannya yang menyakitkan akan selalu ada bersamanya, Ia sekarang mulai mempercayai dirinya sendiri. Akhirnya Aku sadar akan pelajaran yang berharga ini, Aku sadar bahwa cinta yang sempurna sekalipun tidak bisa melindungi seseorang dari dirinya sendiri. Dan, kadang hal terbaik yang bisa kaulakukan untuk seseorang yang Kau cintai adalah melepaskannya.
 
posted by Unknown at 10:51 AM

Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku,
supaya kuasa Kristus turun menaungi aku
(2 Korintus 12:9)
Bacaan : 2 Korintus 12:1-10
Apabila ada hal lain yang ingin kita benci melebihi kebencian kita terhadap kesombongan orang lain, maka hal itu pastilah kesadaran terhadap kelemahan diri kita sendiri. Kita sangat membencinya sehingga kita mencari-cari cara untuk menutupi kekurangan pribadi kita.
Bahkan Rasul Paulus pun perlu diingatkan mengenai kelemahannya sendiri. Ia berulang kali ditusuk oleh suatu “duri dalam daging” (2 Korintus 12:7). Ia tidak mengatakan duri apa sebenarnya yang menusuk-nusuknya itu, tetapi penulis J. Oswald Sanders mengingatkan kita bahwa “duri tersebut melukai, merendahkan, dan membatasi Paulus”. Sebenarnya ia sudah tiga kali meminta Tuhan untuk mengambil duri tersebut, tetapi permohonannya tidak dikabulkan. Ia kemudian justru menggunakan duri itu untuk bernaung pada kasih karunia Allah. Tuhan berjanji, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (ayat 9).
Selanjutnya dengan berani, Paulus mulai “merangkul” kelemahannya dan menguji kasih karunia Tuhan. Itu merupakan sebuah jalan yang disebut Sanders “proses belajar secara bertahap” dalam kehidupan sang rasul. Sanders mencatat bahwa akhirnya Rasul Paulus tidak lagi menganggap durinya sebagai “kekurangan yang membatasi”, tetapi menganggapnya sebagai “keuntungan Ilahi”. Dan keuntungannya adalah: Ketika dirinya merasa lemah, ia justru kuat di dalam Tuhan.
Ketika kita menerima kelemahan kita, kita bisa menjadi orang lemah yang kuat dalam Kristus
KEKUATAN ALLAH TERLIHAT PALING JELAS
DALAM KELEMAHAN KITA
 
Saturday, October 08, 2005
posted by Unknown at 10:57 AM

Takutilah Dia yang … mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka .…
Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit
(Lukas 12:5,7)

Bacaan : Lukas 12:4-7

Suatu kali saya membaca tulisan berbau teologi pada bemper mobil di depan saya. Bunyinya, “Jika Anda masuk neraka, jangan salahkan Yesus!” Slogan itu jelas merupakan usaha si sopir untuk melakukan penginjilan. Saya menghargai usahanya, tetapi saya ragu apakah orang yang membaca peringatan itu merasa bahwa tulisan itu ditempelkan dengan penuh kasih.
Pendeta Newman Smith berselisih paham mengenai doktrin dengan pengkhotbah Baptis Robert Hall. Maka Smith menulis pamflet pedas yang mencela Hall. Karena tidak bisa memilih judul yang tepat, ia mengirim pamflet itu ke seorang teman dan meminta nasihatnya.
Sebelumnya Smith pernah
menulis sebuah traktat yang berjudul “Datang Kepada Yesus”. Setelah temannya membaca kecaman pedas terhadap Hall ini, ia kemudian mengembalikannya dengan catatan pendek. “Judul yang saya anjurkan untuk pamflet Anda adalah: ‘Pergi ke Neraka’ oleh penulis ‘Datang kepada Yesus’.”
Salah satu pernyataan yang paling menakutkan dalam Alkitab adalah bahwa orang-orang yang menolak Yesus akan terpisah dari Allah selamanya. Bahkan yang lebih menakutkan lagi, hampir semua yang kita ketahui mengenai neraka berasal dari mulut Yesus. Namun ketika Yesus berbicara mengenai neraka, Dia melakukannya dengan penuh kasih.
Ketika bersaksi kepada tetangga kita, kita harus merenungkan pertanyaan ini: “Apakah ini yang Allah kehendaki untuk saya katakan?” dan “Apakah ini cara yang dikehendaki Allah bagi saya untuk mengatakannya?”

KEBENARAN YANG SUKAR

HARUS DIBUNGKUS DALAM BAHASA KASIH

 
Sunday, October 02, 2005
posted by Unknown at 9:00 PM

Bacaan : 1Timotius 6:6-19

Setelah hidup lebih dari 80 tahun, saya tahu bahwa segala pernyataan yang menawarkan cara melangsingkan tubuh tanpa usaha adalah omong kosong belaka. Demikian pula dengan segala judul khotbah yang menjanjikan kepada kita cara mudah untuk menjadi serupa dengan Kristus.
Penulis Brennan Manning bercerita tentang seorang pecandu alkohol yang meminta pendetanya untuk mendoakannya agar ia terlepas dari masalah kecanduan. Ia mengira ini adalah cara yang cepat dan mudah untuk mengatasi ketergantungannya. Sang pendeta, yang mengetahui motivasinya untuk minta didoakan menjawab, Saya punya ide yang lebih baik. Pergilah ke Alcoholics Anonymous [grup penolong pecandu alkohol]. Ia menyarankan orang itu untuk mengikuti program yang ada dengan tekun serta membaca Alkitab setiap hari. Dengan kata lain, kata sang pendeta mengakhiri ucap-annya, berjuanglah.
Berjuanglah. Itulah yang dikatakan oleh Paulus kepada Timotius, ketika ia memberi tahu betapa ia harus menata hidupnya supaya dapat mengajar orang percaya bagaimana mereka harus hidup. Coba Anda perhatikan kata kerjanya, Kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan. Bertandinglah dalam pertadingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal (1Timotius 6:11,12).
Tidak ada cara yang mudah untuk membebaskan diri dari kecanduan alkohol, demikian pula tidak ada jalan tanpa usaha untuk menjadi serupa dengan Kristus. Apabila kita sungguh-sungguh ingin menjadi serupa dengan Yesus, kita pun harus terus berjuang.

PERTOBATAN ADALAH MUKJIZAT SESAAT

TETAPI MENJADI SERUPA DENGAN

KRISTUS ADALAH USAHA SEUMUR HIDUP

 
Saturday, October 01, 2005
posted by Unknown at 10:07 PM

Bapa, Engkau melihatnya bukan ...
Ya, itu dia ...
Yang matanya bersinar cerah
Yang senyumnya begitu menawan ...
Engkau tahu Bapa,Aku begitu mengasihinya ...
Bapa, lihatlah ...
Bila dia tertawa, sepertinya seluruh dunia ikut tersenyum
Selalu membawa keceriaan pada orang-orang di sekelilingnya

Tapi Bapa ...
Sepertinya ada kesepian di hatinya ...
Mungkin, ia merindukanMu ...
Tapi ia tidak tahu bagaimana mendekatiMu.
Atau mungkin ia merasa terlalu jauh untuk berbalik padaMu.

Bapa ...
Engkau mengenalnya bukan ...?
Jauh melebihi siapapun ...
Engkau mengetahui hatinya
Karena aku yakin Engkaupun mengasihinya ...
Aku yakin, ketika Engkau berada di kayu salib
Ia pun ada dalam hati dan pikiranMu ...

Bapa, aku tak begitu mengerti ...
Apa yang tersembunyi jauh di lubuk hatinya.
Mungkin dia juga seperti aku dulu ...
Takut untuk mendekatiMu ...
Karena dosa - dosa yang kusembunyikan ...
Yang membuatku merasa begitu hina di hadapanMu.
Sampai Engkau menyatakan bahwa aku berharga di mataMu ...
Bahwa Engkau merindukanku untuk pulang ke pangkuanMu

Bapa, Engkau merindukannya juga bukan ...?
Bapa, maukah Engkau menyentuh hatinya ...
Seperti Engkau telah menyentuh hatiku ...
Agar dia dapat merasakan keindahan bersamaMu

Merasakan kasihMu ...
Bapa, aku rindu ...
Untuk dapat melayaniMu bersamanya ...
MenyembahMu ...
Sampai memutih rambutku ...
MengasihiMu ...

Bapa ...
Engkau tengah memperhatikannya ya ...?
Ya, itu dia ...
Ya, itu namanya ...
Terima kasih Bapa,
Engkau telah menuliskan namanya dalam kitab kehidaupanMu...
Bapa ...
Di sana ada lagi seseorang ...
Engkau melihatnya bukan ?
Dan di sana juga ada lagi ...
Banyak sekali Bapa ...
Bapa,
maukah Engkau menjadikanku alatMu ...
Untuk menyentuh hati mereka ...
Satu per satu ...
Bercerita tentang kasihMu ...
dan kerinduanMu ...
 
posted by Unknown at 9:52 PM

Hanya Engkau Juruselamatku
Tuhan Kau setia padaku
Yang kupegang hanya janjiMu
Kupercaya kan hidupku

Kusembah Kau Allahku
Bapa dan Sahabatku
Kau yang pedulikan seluruh hidupku
walau lewati lembah aku tak ditinggalkan
Yesus kekuatan di hidupku

Hanya Engkau Juruselamatku
Tuhan Kau setia padaku
Kuyakini pertolongan Mu
Takkan terlambat bagiku
 
posted by Unknown at 9:18 PM

Hello, guyss......
Pa kabar nya nih ?
Tentu LUAR BIASA kan. Lama juga yah blog ini tidak diupdate... Kami pada rada sibuk sih, jadi kelupaan mengupdate blog ini....
Apa saja nih yang telah kita lakuin selama seminggu ini ?
Apa kah selama seminggu ini kita telah hidup berkenan kepada Tuhan ? Jika selama seminggu ini, kita pernah melakukan sesuatu yang mengecewakan hati Tuhan. Marilah kita bertobat...... juga marilah kita meminta Tuhan supaya mengampunkan dosa kita.
Mungkin selama seminggu ini, kita telah melawan orang tua kita, atau berkata bohong atau menyontek atau tidak kudus..... Marilah kita bertobat dari semua itu.....
Friend, kita ini sebagai orang muda itu seharusnya menjadi ikan. Kenapa kita harus seperti ikan ? karena ikan itu hidup di laut yang asin, tetapi sewaktu ikan itu di makan, ikan itu tidak asin. Maksud nya yaitu kita ini hidup di tengah-tengah dunia, tetapi kita tidak boleh dipengaruhi oleh dunia ini.
Kita harus menjadi garam dunia, dan hidup kita harus menjadi teladan bagi orang sekitar kita yang tidak mengenal Tuhan..
Jangan lah kita menjadi batu sandungan bagi orang banyak.
Marilah kita menjadi terang di tengah dunia yang gelap ini, biar orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus bisa melihat hidup kita menjadi percaya kepada Jesus Christ ( karena hidup kita ini menjadi kesaksian yang hidup)
Friend, marilah kita belajar untuk hidup menyenangkan hatiNya. Marilah kita berjalan menurut kehendakNya.
Biarlah hidup kita ini menjadi berkat bagi banyak orang.
Tuhan Memberkati